Sabtu, 28 Januari 2012

Memories in a Victoria Hostel part 1

~Profilnya,…
Fielia Raquelia McCharel
Nama panggilannya adalah Fielia ( dibaca;filia ) hobinya adalah menyulam sambil menyanyi, suaranya sangatlah indah! Ia lahir dari keluarga McCharel, ayahnya adalah seorang insinyur, ibunya adalah seorang jurnalis yaitu penulis. Ia mempunyai adik laki-laki yang bernama Ferry Justin McCharel, adik laki-lakinya senang bergurau dan nakal. Ferry suka mengganggu Fielia saat menyulam sambil menyanyi, namun Fielia tetap sayang pada Ferry walaupun nakal, umur Fielia adalah 11 tahun, umur Ferry adalah 4 tahun, jadinya masih agak nakal.

Sillia Keyzia McFarhey
Ini adalah sahabat Fielia, nama panggilannya adalah Zhizhia, hobinya adalah memasak sambil mendengarkan musik, ia mempunyai 5 anak anjing yang lucu-lucu, mempunyai 2 anak kucing Anggora dan mempunyai 8 kelinci yang sangat lucu. Makanya, rumahnya sering disebut ‘Animal Houses’, ayahnya bekerja sebagai dokter hewan, sedangkan ibunya menjadi ahli style, jadi soal style dialah pertama.

Xalia Dhashanie McShey
Yap! Namanya adalah Hanie! Dia sangatlah tomboi! Hobinya adalah bermain gitar sambil menyanyi,… Ia banyak mempunyai gadget, tetapi sebagian adalah milik kakak laki-lakinya, Hanie kalau bermain bola selalu ingin menjadi kiper, karena tubuhnya sangatlah,… tinggi! Lebih tinggi daripada Fielia dan Zhizhia. Padahal Fielia dan Zhizhia lebih besar umurnya daripada Hanie.

Sherya Charellia McGheoryn
Nama panggilannya adalah Sher, dia sangat menyukai barbie, dia adalah musuh Fielia, Zhizhia dan Hanie! Sahabatnya bernama Roxy Ferlyan McJhea, dan Coryl Rexa McDave. Sher terkenal dengan kesombongannya dan suka menuduh. Hobinya adalah shopping, dandan dan merawat barbienya. Cita-citanya sangat aneh! Yaitu menjadi barbie. Ia paling girang saat pelajaran tata busana.

Reffa Ghio McCarl
Ini adalah sahabat laki-laki Fielia, Zhizhia dan Hanie! Ia pendiam, pintar dan enerjik! Pintar bermain basket, badminton, berenang, dan jago sepak bola lho! Dia sudah lama sekolah di Victoria School.

AWAL AKAN MASUK KE VICTORIA SCHOOL

Pertama kali,... pada sore senja itu, ayah dan bunda Fielia mengatakan, "Fie,... kamu akan bunda sekolahkan di Victoria School, jadi kita hanya bertemu jika kamu liburan, maafkan bunda dan ayah melakukan ini, tetapi karena proses pembelajaranmu terganggu disini, apalagi bunda dan ayah melatih kemandirianmu sendiri..." ujar bunda.
"Tapi,... aku rindu pada ayah, bunda dan Ferry,..." sedih Fielia.
"Baikklah! Kalau begitu, kalau kamu rindu, hubungi kami... kami selalu ada," jawab ayah.
"Iya, kak! Betul itu!" balas Ferry.
Fielia terdiam sejenak lalu tertawa bersama Ferry dan menggendong Ferry.
Keesokan harinya, Fielia bangun agak siang.
"Fie,... bangun! Nanti kamu akan tertinggal kereta api!" teriak bunda pada Fielia.
"Hoammm,..."
Seusai mandi, Fielia pun membereskan barang-barangnya, lalu ia sarapan pagi bersama Ferry, ayah, bunda dan Miss Rein ( pembantunya ).
Sesampainya di stasiun kereta api, ia langsung ditinggal oleh ayah, bunda dan Ferry, Ferry begitu saja langsung menangis karena kepergian sementara kakaknya.
Beberapa menit kemudian, ada seorang perempuan cantik, memakai baju putih, rok selutut berwarna hitam dan memakai high heels.
"Hai, nak! Kamu pasti nona McCharel?" tanya perempuan itu.
"Iya, anda siapa nona?" tanya Fielia balik bertanya.
"Perkenalkan saya adalah guru Victoria School khusus perempuan... nama saya adalah Shasa Ariesta McQueen,... panggil saya Ms. Shasa atau McQueen! Ayo, ikuti saya..." jawab perempuan itu yang bernama Ms. Shasa.

Lanjut di part 2

Jumat, 20 Januari 2012

Ayolah, Damai!

Ghia dan Ghea namanya, mereka kembaran yang selalu bersama-sama, dalam suka maupun duka.
Tibanya suatu saat, dua hari sebelum ulang tahun mereka, mereka menemui ayah dan ibunya diruang keluarga dan berbicara.
“Yah, ayah ingat kan, lusa hari apa?” tanya Ghea.
“Lusa itu kan, hari Sabtu, nak!” jawab ayah.
“Hush, ayah! Hari itu kan ulang tahun mereka…” cetus ibu.
“Iya, ya! Ayah sudah agak lupa, ya, sudah! Tidur sana, sudah pukul 10 malam,” ujar ayah segera mengantarkan Ghia dan Ghea tidur.
Keesokan harinya, Ghia dan Ghea pun berangkat sekolah, yap, seperti biasa, menaiki sepeda gayung mereka yang berwarna jingga.
“Ghea, sudah buat pr?” tanya Ghia.
“Ehm, sudah kok!” jawab Ghea pada kakaknya.
“Ohh, baguslah!”
Sesampainya disekolah, mereka mendengar kabar bahwa akan ada murid baru, perempuan pindahan dari Jakarta.
“Ghia, kamu sudah tahu, bahwa akan ada murid baru?” tanya Ghea.
“Sudah, katanya sih, dia itu anaknya cerdas…” balas Ghia pada Ghea.
“Iya, mungkin teman-teman kita kagum padanya,” sahut Ghea.
Saatnya masuk kelas, Bu Fefi, wali kelas Ghia dan Ghea pun datang, dengan diikuti oleh seorang gadis cantik.
“Anak-anak, perkenalkan disini, ada murid baru, ayo kenalkan dirimu!” ujar Bu Fefi.
Anak itupun memperkenalkan diri, “ Hai, perkenalkan, namaku Vega Adhyanita Putri, panggil saja, Vega! Aku pindahan dari Jakarta, dulu aku bersekolah di SD Sigura Jaya... sekian dulu, ya!” kata anak itu yang bernama Vega.
Bu Fefi pun menyuruh Vega duduk di samping Ghia.
“Hai, Vega! Boleh kenalan?” sapa Ghia.
“Boleh, namamu siapa?” tanya Vega.
“Namaku Ghia, kenapa kamu pindah kemari, Ga?” balas Ghia.
“Ohh, aku pindah karena ayahku pindah tugas...”
Tak lama, setelah berbincang-bincang, mereka pun istirahat bersama.
“Ghia!” panggil Ghea pada Ghia yang asik berbicara dengan Vega.
Huhh, sebal sekali aku! Gerutu Ghea dalam hati.
Ghia pun masih tetap asik berbicara dengan Vega, Ghea yang melihat Ghia terus bersama Vega, langsung memusuhi Ghia dan Vega.
“Ga, ayo ke kantin, yuk!” ajak Ghia pada Vega.
“Ayo, aku traktir, ya!” tawar Vega segera ke kantin bersama Ghia.
Sesampainya dikantin, Ghia pun duduk bersama Vega, dan meminum jus bersama.
Tak lama kemudian, Ghea pun datang bersama Cheryl, dan duduk dikantin.
“Ghea, ayo duduk disini!” ajak Cheryl duduk dibangku dekat Ghia dan Vega.
“Tidak, ah! Aku muak sekali, duduk disamping sampah yang bau ini!” ujar Ghea pada Cheryl.
“Maksud kamu apa?!” kata Ghia tersinggung.
“Kan memang kamu itu sampah,” jawab Ghea pada saudaranya itu.
Setelah Ghea pergi, Ghia pun berbicara dengan Vega.
“Vega, kenapa sih, aku dimusuhi oleh Ghea?” tanya Ghia. “Dia itukan kembaranku!”
“Hah?! Ghea itu kembaranmu? Mungkin karena kamu berbuat sesuatu padanya yang membuat dia tersinggung,” balas Vega menepuk bahu Ghia.
Sesampainya dirumah, Ghia dan Ghea bermusuhan, mereka pisah ranjang, Ghea tidur di kamar tamu, sedangkan Ghia tidur dikamarnya.
“Ghea! Kenapa sih, kamu memusuhiku?” tanya Ghia.
“Jangan urus aku! Urus saja, Vega! Vega lebih penting daripada aku, aku adalah adikmu, sementara Vega adalah temanmu, ya jelaskan! Kamu lebih mementingkan teman daripada adik sendiri!” marah Ghea langsung pergi.
“Tidak! Bukan...”
Belum selesai Ghia berbicara, Ghea langsung pergi dari rumahnya dan mengambil sepeda, langsung menuju rumahnya Cheryl.
“GHEA!!!” teriak Ghia dari kejauhan yang terlihat mengejar Ghea.
“Buat apa, kamu ngejar-ngejar aku lagi?!” sahut Ghea langsung berhenti.
“Aku bukan bermaksud seperti itu,” jawab Ghia.
“Kalau tidak bermaksud seperti itu, kenapa saat aku memanggilmu kamu tidak menjawab?!!” marah Ghea.
“Aku tidak mendengar saat kamu memanggil, apa lagi jika aku menjawab, dan perbicaraan Vega belum selesai, dia bisa marah!” balas Ghia langsung menghampiri Ghea.
“Dan kenapa kamu tidak memperdulikan aku?! Aku tidak diajak bermain, sementara Vega kau ajak bermain!” teriak Ghea kesal dengan Ghia.
“Iya, iya! Maafkan aku, aku yang salah, aku minta maaf!” sahut Ghia.
“Janji?”
“Iya, aku janji!”
Akhirnya Ghea dan Ghia pun berdamai.
Keesokan harinya, tepat pada hari ulang tahun Ghia dan Ghea, ayah dan ibu datang dari kantor, segera memberikan hadiah dan ucapan untuk Ghia dan Ghea.
“Happy birthday, Ghia and Ghea!” ucap ayah dan ibu.
“Waww, thank, my parents!” balas mereka berdua.
Setelah kejadian itu, mereka tidak pernah bertengkar lagi, malah mereka bersahabat dengan Vega, selamanya.

Model Rambut Baru

Rania namanya, Rania adalah gadis cantik berambut panjang, hobinya adalah bermain alat musik, bermain, dan belajar.
Dan suatu saat, ia terasa bosan dengan rambutnya, apalagi ia mengikuti cheerleader, yang harusnya berambut pendek maksimal sesiku tangan.
“Mama, antarkan Rania, yuk!” ajak Rania pada mamanya.
“Mau kemana, Ran?” tanya mama.
“Mau ke salon, mau potong rambut, creambath, dan dll, pokoknya yang buat rambutnya Rania keren…” ujar Rania.
“Baikklah, tapi di salon mana?” tanya mama langsung mengganti bajunya.
“Ehmm, di salon,… Salon Sarahita Beauty, saja! Itu kan punya Tante Sarah, dan punya Hita… anaknya!” jelas Rania.
“Boleh, ayo ganti baju!”
Mama pun berganti baju, yang awalnya memakai daster berwarna biru muda, dan sekarang menjadi baju berisi renda, dan pinggiran yang berbentuk batik, memakai celana jeans, dan sandal wedges, yang tak terlalu tinggi, berwarna putih.
Rania juga, diganti bajunya, yang awalnya memakai t-shirt, dan celana pendek hijau, dan setelah diganti menjadi memakai baju, berisi gelombang, dan celana pensil, dan memakai sandal bermotif kupu-kupu berwarna biru.
“Ayo, ma!” akhirnya mereka pun berangkat, dalam perjalanan, Rania sempat membuka segalanya lewat handphone-nya, karena kebetulan handphone-nya adalah Blackberry Gemini, berwarna ungu.
Disana ia dapat BBM-an, Facebook-an, Twitter-an dan lain-lainnya.
Sesampainya disalon, ia langsung diubah, yap!
Semulanya adalah rambut panjang, ikal, dan poni panjang semata.
Sekarang telah berubah menjadi,… rambutnya sesiku, lurus, tebal, poninya juga diikalkan dan dimodif sedikit, agar terlihat manis.
Dan jadilah Rania yang baru, akhirnya ia pun terlihat sangat cantik.
“Wah, Rania sangat cantik! Manis! Rambutnya sudah lumayan kan?” puji mama.
“Iya, lumayan kok! Dan sekarang Rania tidak kegerahan lagi, dech!” ujar Rania senang.

Aku Pasti Bisa

Vina namanya, orangnya cantik dan cerdas, hobinya adalah memasak, berkebun dan belajar, dirumahnya, banyak sekali ada kebun, malah ia mempunyai kebun yang luas dirumah neneknya.
Kebun milik Vina ada berbagai macam sayur-sayuran dan buah-buahan seperti terong, bayam, wortel, apel, jeruk dan lain-lainnya.
Suatu hari ia mencoba memasak sayur kangkung untuk neneknya di desa.
“Bunda, bagaimana cara memasak sayur kangkung?” tanya Vina pada bundanya.
“Ehmm, kangkungnya dimasak dulu, setelah itu, kamu membuat sambal tomat, dan masukkan kangkungnya pada sambal tomatnya, lalu selesailah! Maaf nak, kali ini bunda tidak bisa menemani kamu memasak, bunda akan ke supermarket membeli tofu,” ujar bundanya.
“Ya, sudah! Terima kasih, ya, bunda!” balas Vina pada bundanya.
Vina pun mencoba membuat sayur kangkung itu, dengan perlahan-lahan ia mengulak cabai dan tomatnya, agar menjadi sambal tomat.
Taraaa! Jadilah sayur kangkung buatan Vina, ia memanggil Vani, adik perempuannya untuk mencicipi sayur buatannya.
“Dik Vani, cicipin sayur buatan kakak dong!” tawar Vina.
“Oke, deh!”
Vani pun mencicipi sayur itu, namun apa hasilnya…
“Uwekk, maaf kak! Sayurnya hambar, kalau mau tahu lagi, tanya sama ayah ya!” jawab Vani yang terlihat tidak senang.
Huhh, kenapa tidak enak, ya? Gerutu Vina dalam hati.
Vina pun mencari ayahnya, dan ayahnya pun mencicipi.
“Ehmm, maaf nak! Sayurnya terasa sangat hambar, mungkin kamu bisa mencoba lain kali! Maaf telah mengecewakan kamu, nak” ujar ayah pada Vina.
Vina yang wajahnya muram pun, pergi ke dapur, dan menaruh sayurnya dan langsung lari menuju kamarnya.
Kamarnya pun dikunci dengan rapat, mungkin karena hal tadi ia menangis.
“Hiks, hiks! Kenapa aku ini selalu gagal?!” ujar Vina sambil menangis.
“Aku menyerah! Aku ingin nenek bangga pada masakan ku kali ini!” kata Vina lagi-lagi mengeluh.
Setelah beberapa menit, akhirnya bunda pulang dari supermarket, dan menemui Vina.
“Vina, ayo keluar! Jangan menangis lagi, ya!” sahut bunda pada Vina.
“Hiks hiks, bunda bisa membantuku untuk memasak sayur lagi?” tanya Vina dari kamarnya pada bunda.
“Tentu bisa, sayang! Ayo keluar!” balas bundanya.
Vina pun keluar dari kamarnya, lalu menuju kebun belakangnya.
“Ayo, Vin! Kita ambil jamur dan bayam, mungkin kita akan membuat mie ayam jamur,” ujar bunda pada Vina saat di kebun.
“Baikklah, bun!” jawab Vina menuruti.
Setelah mereka sampai didapur, segera mereka membuat mie ayam jamur.
“Hemm, caranya bagaimana?” tanya Vina pada bunda.
“Begini,...”
Dan seterusnya, hingga akhirnya mie ayam jamur pun selesai, hemm, sepertinya lezat.
Vina, Vani, ayah dan bunda mencicipi, dan dikatakan bahwa rasanya sangat enak, berarti Vina sudah bisa memasak, memang selama ini Vina sering memasak, tapi hanya memasak pasta, telur dadar, spagetthi dan pai.
Vina pun memberikan mie ayam jamur, puding coklat dan pai anggur untuk neneknya yang tercinta.
“Nenek, ini aku berikan tiga jumlah makanan! Semoga nenek merasa senang,” ujar Vina kepada neneknya.
“Ehmm, sepertinya enak!” balas nenek. “Siapa yang membuat?”
“Pastinya, Vina Melodian, nek!” jawab Vina.
“Masa’ kamu yang membuat? Nenek bangga sekali, sayang,”
Vina pun merasa senang dan bangga atas karyanya, dan ia tidak pernah putus asa, malah setiap hari ia memasak berbagai macam makanan yang lezat, mulai dari breakfast, lunch dan dinner.

Before and After

Before :)

After :)

Selamat Datang

Hai, selamat datang di blog kami, Perkumpulan Penulis Cilik, disini kami akan memberikan tips-tips seputar anak-anak, para artis, ilmu pengetahuan dan tentunya cerita-cerita dari kalangan anak-anak, disini pasti selalu ada dan tempat ini adalah sebuah crew yang dibuat khusus untuk anak-anak yang suka membuat cerita, membaca buku dan bercita-cita menjadi penulis.
Menulis cerita dibiasakan sejak dini agar kelak menjadi lebih bagus.
Salam, admin 1